Bongkar Performa Menuju Sekolah Bintang Lima

Setelah 17 tahun mempertahankan Akreditasi A, SMA Laboratorium UM bertekat meningkatkan performa menuju Sekolah Bintang Lima. Artinya menjadi sekolah berkualitas, baik gurunya, siswanya, maupun sistem yang diterapkan di sekolah. Upaya ini bukan tanpa alasan mengingat SMA Laboratorium UM sebagai salah satu sekolah swasta terkemuka di Malang. Harapan masyarakat  untuk menyekolahkan putranya di sekolah bermutu semakin besar. Sehingga sekolah perlu merespon positif harapan tersebut. “Kami membentuk Tim Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) yang beranggotakan 17 orang,” ungkap  Kepala SMA Laboratotium UM Rosdiana Amini, M.Pd.

Rosdiana menjelaskan TPMPS bertugas untuk merealisasikan 8 Standar Nasional Pendidikan (NSP) dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Adapun 8 SNP meliputi standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana dan standar pembiayaan.

Hasil yang didapat nantinya adalah adanya peningkatan pelayanan sekolah  sesuai  kebutuhan masyarakat, dunia kerja dan professional. Agar tugas TPMPS sesuai harapan, seluruh guru dan karyawan mengikuti workshop selama dua hari (17/4). Penjelasan dari dua pemateri  Dr. Wahyu Nugroho, M.M. dan Dr. Dwi Ilham Rahardjo, M.Pd dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

Worshop selama 2 hari TPMPS berhasil  memetakan, merencanakan, dan merancang 8 SNP yang telah ditetapkan secara rinci dari  berbagai indikator dan subindikator  tiap standar. Sehingga kegiatan tersebut akan dilanjutkan dengan  monitoring dan evaluasi (Monev) pada bulan Juni 2019. Monev digunakan sebagai dasar menghasilkan kebijakan baru yang akan diiplentasikan pada tahun ajaran baru 2019/2020. “SMA Laboratorium diharapkan bisa menjadi  Sekolah Rujukan yang telah menerapkan SPMI yang dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur,” tambah Rosdiana.

Lebih lanjut Rosdiana menekankan bahwa dalam implementasi SPMI, inisiatif peningkatan mutu sekolah  berasal dari warga sekolahnya sendiri. Alurnya dari bawah ke atas (bottom-up), bukan atas ke bawah (top-down), sehingga implementasi penjaminan mutu di SMA Laboratorium UM dapat berjalan dengan optimal. Jika semua warga sekolah melaksanakan tupoksinya, bersinergi, saling melengkapi, dan berjalan secara harmonis, maka cita-cita peningkatan mutu pendidikan di SMA Laboratorium UM lebih mudah tercapai. Sehingga, lanjutnya, sekolah dapat meningkatkan mutu sesuai 8 SNP dan menjadikan sekolah sebagai sekolah berbudaya mutu. (evi/vic)