
Pelaksanaan Penilaian Akhir Tahun (PAT) yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1440H kali ini mengusung tema Budaya Tenang, Tertib, dan Sabar (15/5). Tiga kata budaya diambil pada ujian yang berlangsung mulai tanggal 15 hingga 23 Mei 2019 setelah sekolah berhasil menerapkan jargon Prestasi Penting, Jujur yang Utama. “Tujuannya untuk melatih kedisiplinan, kesabaran, dan kepribadian yang lebih baik lagi,” ungkap Wakasek Kurikulum Deddy Setiawan, M.Pd.
Menurutnya, selama ini belum ada panduan teknis kepengawasan ujian berstandar nasional tentang hal tersebut sehingga sekolah mengadaptasi pelaksanaan ujian Cambridge. Deddy menjelaskan secara garis besar budaya tenang adalah ketika siswa masuk ruangan tanpa suara. Kemudian duduk dan tidak berkomunikasi dengan temannya. Bahkan bertanya kepada pengawaspun cukup angkat tangan, selanjutnya pengawas akan menghampiri. Budaya tertib yaitu siswa melengkapi diri dengan kartu identitas dan atribut seragam. Juga, saat masuk dan keluar ruanganpun diatur secara bergantian. Sementara budaya sabar yaitu ketika siswa dengan sabar menunggu pengawas menghitung dan mengurutkan lembar jawaban sebelum mereka keluar ruangan.
Peningkatan mutu soalpun dilakukan dengan menambahkan minimal 10% soal High Order Thinking Skilll (HOTS) pada semua mapel. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak hanya menghapal dan memahami materi, namun mengajak belajar bagaimana mengolah kreatifitas dan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah. Apalagi para guru sudah dibekali bagaimana membuat soal HOTS yang benar. Yaitu pada workshop tanggal 13-15 Desember 2018 di Hotel Zam Zam. “Kami menyiapkan pribadi handal dan bersemangat dalam menghadapi era persaingan yang ketat,” tambah Deddy.
Beberapa siswa menyebutkan ujian kali ini terasa lebih disiplin dan lebih jujur dari sebelumnya. Alya Fitri Syalsabilla (XI ICP) mengungkapkan dia menghadapi soal yang benar-benar mengajak otak bekerja lebih dari biasanya. Namun dia tetap berusaha mengerjakan sendiri tanpa berbuat curang. Sedang Naura Hanifah (X Mipa 2) menambahkan jika teman-temannya tidak ada yang berbuat curang. Alasannya selain lebih ketat kepengawasanya, juga ingat dosa. “Takut ibadah puasanya sia-sia,” jelasnya.
Siti Nurchasanah, S.Pd, pengawas juga guru mapel Matematika, menyebutkan siswa semakin kondusif, tenang, dan tertib. Jarang ditemukan siswa ke kamar mandi atau tidur saat ujian berlangsung. (ria/vic)